Monday, May 28, 2007

Pentas Dongeng Sanga sanga



Tidak jarang kebiasaan mendongen bagi anak anak sudah tidak pernah dilakukan lagi. Anak anak milenium lebih senang melihat film film yang ditampilakan berbagai stasiun televisi swasta. Mereka lebih hapal tentang jagoan jagoan dari luar negeri dibanding jagoan dari Indonesia.
Untuk menumbuhakan kembali minat mendongeng dan mendengarkan dongen di kalangan anak anak pada tanggal 15 Mei 2007 ikatan Pemuda Sanga Sanga mengadakan Pentas Dongeng.
Acara ini di hadiri anak anak dari Taman Kanak kanak seputaran Kecamatan Sanga sanga
Semoga acara ini membuat anak anak kita lebih kenal dengan tokoh dari Indonesia dan meningkatkan kreatifitas mereka untuk berani bercerita.

Friday, May 25, 2007

Paling Ringan di Dunia

Seorang guru mengaji di pelosok Sanga sanga menanyakan kepada para muridnya, tentang apakah yang teringan di Dunia ini ?
Beberapa muridnya ada yang menjawab dengan semangat,
" Awan"
"Kapas"
"Udara"
semua murid tampak sangat yakin bahwa jawabannya adalah yang terbaik dan paling benar.
namun Guru ngaji tersebut mengatakan bahwa jawaban mereka semua salah.
Para murid merasa heran karena semua yang mereka anggap paling ringan ternyata salah menurut Guru ngaji mereka.
"Lalu apa jawaban yang benar ?"
Jawaban yang benar adalah "Sholat Lima Waktu"
Kita sangat mudah sekali dan dengan ringannya meninggalkan sholat, sesungguhnya Sholat adalah tiang agama.

terinspirasi o/ Ustadz Jefry

Saturday, May 19, 2007

Tuhan Sembilan Senti

Oleh Taufiq Ismail

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,

Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,

Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok, di
loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok, sampai kabarnya kuda andong minta
diajari pula merokok,

Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok, tapi
tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran, di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok,

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan abab rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling
menularkan HIV-AIDS sesamanya,
tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di
kantor atau di stopan bus,
kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS,

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di
dunia, dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap
tembakau itu, bisa ketularan kena,

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok,

Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen
sepakbola mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,

Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil 'ek-'ek orang goblok merokok, di
dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok, di
ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-
orang goblok merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na'im sangat ramah bagi
orang perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat
merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.

Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-
berhala kecil,
sembilan senti panjangnya,
putih warnanya,
kemana-mana dibawa dengan setia,
satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,
tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan,
cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang
sedikit golongan ashabus syimaal?

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu'ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii'atun bi mukayyafi al hawwa'i.
Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum. Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir
diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok
diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu 'alayhimul
khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah
dahulu, sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan,

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya
berapi itu,
yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai
terbatuk-batuk,

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,
sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit
rokok.
Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,

lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor,
cuma setingkat di bawah korban narkoba,

Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat
berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya,
bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya,

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
tidak perlu ruku' dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini,
karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara
menyalakan api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,

Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

Wednesday, May 09, 2007

Jembatan Sanga



Sebelum jembatan Sanga sanga di bangun, masyarakat setempat menggunakan sampan atau ketinting untuk bepergian. Untuk ke Samarinda biasanya di tempuh dalam waktu hampir ½ hari., sedangkan ke Handil ditempuh sekitar 1 harian penuh.

Dengan terhubungnya Sanga sanga dengan Bantuas maka perjalanan ke Samarinda bisa ditempuh paling lama sekitar 2 jam. Konon sebelum jembatan ini ada Sanga sanga tidak terlalu ramai, hanya masyarakat setempat dan pekerja di perminyakan (dulu Pertamina) yang datang dan pergi. Setelah jembatan ini ada lalu lintas darat mulai terasa hidup, laju perekonomian di Sanga sanga pun semakin meningkat. Tidak sedikit pedagang yang memasukan barang dagangannya ke Sanga sanga

Tuesday, May 08, 2007

Smooking Room


Indonesia bisa dikatakan sebagai surganya para perokok.

Bagaimana ngga ?

Harga rokok di pasaran lebih murah di bandingkan dari Negara lain dan yang ngga kalah hebatnya semua tempat bebas untuk merokok.

Tapi sekarang kebebasan untuk merokok di sembarang tempat sudah mulai di batasi. Tidak jarang di Mal, Restauran dan Bandar udara sudah disediakan tempat untuk merokok (smoking room).

Semoga para perokok bisa menghargai dan menggunakan tempat ini untuk kenyamanan bersama.